Pertamina dan Kuwait Petroleoum Corporation bekerjasama garap bisnis energi
Pertamina pada hari Senin(31/08/2015) menandatangani kesepakatan dengan Kuwait Petroleum Corporation (KPC), salah satu perusahaan minyak terbesar di dunia milik Kuwait untuk kemitraan di sektor hulu dan hilir.
Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto mengatakan Pertamina akan bekerja sama dengan Kuwait Petroleum di sejumlah sektor. “Kami akan melakukan eksplorasi blok baru di Indonesia. Mereka juga tertarik untuk berinvestasi di kilang, pengembangan industri petrokimia dan pertukaran sumber daya manusia, “kata Dwi setelah melakukan pertemuan dengan perwakilan dari Kuwait Petroleum di kantor Wakil Presiden, Senin.
Beberapa tahun yang lalu, Pertamina memiliki kesepakatan dengan Kuwait Petroleum untuk studi kelayakan proyek pembangunan kilang Balongan, Jawa Barat, dekat fasilitas yang ada. Namun gagal terwujud karena pemerintah menolak untuk memberikan insentif kepada perusahaan Kuwait, dengan alasan insentif tersebut akan diperlukan untuk membuat proyek yang lebih ekonomis.
Selain Kuwait Petroleum, Pertamina juga pernah melakukan kesepakatan dengan perusahaan lain, Saudi Aramco, untuk pembangunan pabrik pengolahan bahan bakar dengan kapasitas 300.000 barel per hari kapasitas di Tuban, Jawa Timur atau di Bontang, Kalimantan Timur. Namun, perjanjian berakhir disebabkan permintaan insentif yang tidak disetujui.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia baru-baru ini mengatakan pemerintah akan melanjutkan pembangunan kilang baru di Bontang dan akan menunjuk Pertamina untuk melaksanakan proyek tersebut. Dalam penunjukan khusus, Pertamina akan diizinkan untuk mengatur tender atau langsung menunjuk mitra yang tertarik dalam proyek.
Meskipun Pertamina telah menandatangani perjanjian dengan Kuwait Petroleum, Dwi mengatakan perusahaan negara akan memilih mitra untuk pengembangan kilang melalui tender terbuka.
“Kami sudah memiliki rencana strategis pada pengembangan kilang baru, termasuk di Bontang dan mungkin Tuban. Kami akan memimpin mereka [investor] sesuai dengan prosedur, “kata Dwi, ia menambahkan bahwa diskusi dengan Kuwait Petroleum masih terkendala masalah insentif.
Indonesia memiliki enam kilang saat ini dioperasikan oleh Pertamina dengan kapasitas gabungan lebih dari 1 juta barel. Namun, karena usia kilang, mereka berjalan di bawah kapasitas.
Kilang tersebut terletak di Cilacap, Jawa Tengah, Balongan, Jawa Barat, Balikpapan, Kalimantan Timur, Dumai, Riau, Kasim, Papua Barat dan Plaju, Sumatera Selatan.
Pertamina sekarang bekerja untuk meng-upgrade kapasitas beberapa kilang untuk mengolah minyak mentah yang lebih rumit dan menghasilkan lebih banyak produk. Terlepas dari upgrade, Pertamina juga mempertimbangkan kilang baru untuk mengantisipasi booming permintaan energi di masa depan.
Kilang sering dianggap sebagai investasi yang mahal dan hanya butuh waktu pengembalian jangka panjang, terutama ketika perusahaan-perusahaan minyak dan gas kini berjuang untuk bertahan hidup yang disebabkan anjloknya harga minyak dunia.
Sumber:thejakartapost.com